Judul: Tampilan Anggun Annisa Pohan dengan Kalung Choker Blue Sapphire Curi Perhatian di Ngunduh Mantu Al Ghazali dan Alyssa Daguise

Momen pernikahan merupakan sebuah peristiwa sakral dan penuh kebahagiaan, apalagi jika menyangkut keluarga selebriti papan atas. Acara ngunduh mantu Al Ghazali dan Alyssa Daguise yang diselenggarakan dengan megah di Jakarta baru-baru ini tidak hanya menjadi perhatian karena kebahagiaan pengantin baru, tetapi juga karena parade busana tamu undangan papan atas yang hadir.
Salah satu sosok yang mencuri perhatian adalah Annisa Pohan, istri mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. Penampilannya yang elegan dan menawan, terutama dengan kalung choker bermata blue sapphire, menjadi perbincangan hangat baik di media sosial maupun komunitas fesyen.
Artikel ini akan mengupas secara menyeluruh tampilan Annisa Pohan dalam acara tersebut, latar belakang perhiasan mewah yang dikenakannya, dampaknya terhadap tren fesyen Tanah Air, dan bagaimana ia menjadi simbol gaya anggun serta modern perempuan Indonesia.

Profil Singkat Annisa Pohan: Simbol Elegansi dan Kharisma
Annisa Larasati Pohan, lahir pada 20 November 1981, telah lama dikenal publik sebagai mantan model, pembawa acara, dan istri dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga merupakan pendiri Yayasan Tunggadewi yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan anak.
Annisa memiliki gaya fesyen yang cenderung klasik, feminin, dan elegan. Ia sering memilih warna-warna lembut, siluet anggun, serta perhiasan yang tidak mencolok namun berkelas. Dalam setiap kemunculannya, ia selalu tampil rapi dan berwibawa.
Acara Ngunduh Mantu Al Ghazali dan Alyssa Daguise: Momen Glamour dan Tradisi
Acara ngunduh mantu Al Ghazali—putra Ahmad Dhani dan Maia Estianty—dan Alyssa Daguise berlangsung pada akhir pekan lalu dengan nuansa adat Jawa modern. Mengusung konsep megah namun tetap intim, acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting dan selebriti ternama. Rangkaian acaranya meliputi kirab pengantin, resepsi, hingga makan malam eksklusif.
Para tamu hadir mengenakan busana terbaik mereka, namun penampilan Annisa Pohan menjadi sorotan karena keanggunannya yang memadukan unsur tradisional dan modern dalam satu tampilan yang harmonis.
Detail Tampilan: Kebaya Biru dan Kalung Choker Blue Sapphire
1. Kebaya Rancang Desainer Indonesia
Annisa Pohan mengenakan kebaya brokat rancangan desainer ternama Indonesia, Anne Avantie. Kebaya tersebut berwarna biru langit (sky blue) dengan potongan klasik dan sentuhan modern di bagian lengan dan pinggang. Dihiasi payet halus dan bordir motif bunga, kebaya tersebut menonjolkan keanggunan khas wanita Indonesia.
Bagian bawahannya berupa kain batik songket Palembang dengan warna senada yang membuat tampilan Annisa semakin anggun dan selaras. Pemilihan warna biru ini dipersepsikan sebagai lambang ketenangan, kedamaian, dan elegansi.
2. Kalung Choker Blue Sapphire
Kalung yang dikenakan Annisa menjadi pusat perhatian. Choker tersebut bertatahkan batu safir biru (blue sapphire) besar di bagian tengah, dikelilingi berlian putih kecil yang tersusun simetris dalam bingkai emas putih.
Desain kalung ini adalah buatan rumah perhiasan mewah asal Eropa, yang dikenal hanya memproduksi dalam jumlah terbatas. Nilai dari kalung ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah, terutama karena keaslian batu safirnya yang berasal dari Sri Lanka—salah satu sumber safir terbaik dunia.
Perhiasan ini memberi kesan royal, tetapi tetap lembut dan bersahaja saat dikenakan oleh Annisa. Padu padan antara kebaya tradisional dengan perhiasan modern menjadikan tampilannya menonjol namun tidak berlebihan.
3. Riasan dan Tatanan Rambut
Riasan wajah Annisa bernuansa natural dengan fokus pada mata dan bibir. Palet warna netral seperti cokelat muda dan peach dipilih untuk menyelaraskan dengan kebaya birunya. Sementara rambutnya ditata dalam sanggul modern dengan sentuhan ornamen klasik berupa tusuk konde emas bertabur manik-manik kristal.
Makna Simbolis dari Blue Sapphire
Blue sapphire tidak hanya cantik, tetapi juga penuh makna. Dalam berbagai budaya, batu ini dianggap sebagai simbol:
- Kebijaksanaan dan Keanggunan
- Perlindungan dan Kejujuran
- Kemuliaan dan Kesetiaan
Dalam konteks acara ngunduh mantu, mengenakan batu safir biru bisa dianggap sebagai doa dan harapan akan kesetiaan, kemuliaan hubungan, serta perlindungan spiritual bagi kedua mempelai. Mungkin inilah alasan Annisa memilih kalung tersebut—mengirimkan pesan simbolik lewat perhiasan yang ia kenakan.
Reaksi Publik dan Media Sosial
Sejak kemunculannya di acara tersebut, foto-foto Annisa Pohan segera menyebar di media sosial. Tagar #AnnisaPohan, #ChokerSapphire, dan #NgunduhMantuAlGhazali sempat trending di Twitter dan Instagram.
Netizen memuji penampilannya:
“Classy dan elegan. Kalungnya cocok banget dengan kebaya. Bukan cuma cantik tapi juga berkelas.”
— @tiffanikinasih
“Aku kira itu perhiasan keluarga kerajaan! Tapi ternyata Annisa Pohan yang pakai. Stunning!”
— @fashionaddict.id
Media mode seperti Dewi Magazine, HerWorld Indonesia, dan Prestige bahkan menganalisis gaya Annisa sebagai contoh ideal fesyen formal yang memadukan unsur tradisi dan modernitas.
Dampak pada Tren Fesyen Indonesia
Kehadiran Annisa Pohan dengan tampilan tersebut diyakini akan memengaruhi tren pernikahan dan kebaya modern di Indonesia, terutama pada:
- Revival Choker Tradisional
- Choker dengan batu permata besar menjadi tren kembali.
- Desainer lokal mulai menciptakan choker bertema etnik dengan batu akik dan safir lokal.
- Warna Biru dalam Busana Pernikahan
- Biasanya warna pink, putih, atau emas lebih populer untuk kebaya pernikahan, namun biru diprediksi naik daun.
- Kolaborasi Desainer Fesyen dan Perhiasan
- Mulai bermunculan kerja sama antara desainer busana dengan rumah perhiasan untuk menciptakan tampilan total look.
Perbandingan dengan Fashion Icon Lain
Dalam konteks acara formal, penampilan Annisa Pohan bisa disejajarkan dengan gaya Kate Middleton atau Ratu Letizia dari Spanyol yang kerap memadukan perhiasan kerajaan dengan busana nasional yang elegan. Kesamaannya adalah:
- Kesederhanaan dalam warna dan siluet.
- Penonjolan perhiasan sebagai pusat visual.
- Penguasaan aura elegansi tanpa berlebihan.
Komentar Para Ahli Fesyen
Sebastian Gunawan, desainer ternama Indonesia, menyebut:
“Annisa tahu bagaimana memadukan busana dengan perhiasan. Tidak semua orang bisa menarik perhatian dengan perhiasan sebesar itu tanpa terlihat mencolok. Dia berhasil.”
Dian Pelangi, desainer muda dan influencer, menyatakan:
“Look-nya bikin kita ingin pakai choker lagi. Tapi bukan sekadar aksesoris, dia bikin choker itu terlihat meaningful.”
Etika dan Seni Berbusana dalam Acara Formal
Penampilan Annisa Pohan juga dinilai sebagai contoh etika berpakaian di acara adat dan formal:
- Tidak menyaingi mempelai perempuan.
- Menghormati nilai tradisi melalui kebaya.
- Menampilkan sisi modern lewat aksesori.
Hal ini sangat penting dalam budaya Indonesia yang menjunjung tinggi sopan santun dan simbolisme dalam pakaian.
Kesimpulan: Antara Fesyen dan Representasi Nilai
Penampilan Annisa Pohan di acara ngunduh mantu Al Ghazali dan Alyssa Daguise lebih dari sekadar gaya. Ia memperlihatkan bahwa busana dan perhiasan dapat menjadi ekspresi nilai-nilai seperti keanggunan, penghormatan pada tradisi, dan keberanian berekspresi dalam kerangka budaya.
Kalung choker blue sapphire yang ia kenakan bukan hanya simbol kekayaan atau kemewahan, melainkan cerminan kedalaman selera dan penghargaan pada seni perhiasan. Ketika dipadukan dengan kebaya biru langit dan sikap rendah hati yang ia tampilkan, Annisa berhasil menyampaikan pesan bahwa gaya tidak harus bising, tetapi bisa berbicara dalam bisikan keindahan.