Cita-cita Vidi Aldiano Manggung Bareng Gustiwiw Kandas: Tuhan Memanggilmu Duluan, Rest In Peace

Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air. Musisi muda berbakat, Gustiwiw, berpulang pada usia yang sangat muda. Sosok yang dikenal karena suara khasnya, eksplorasi musikal yang unik, dan kepribadian yang hangat itu mengembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan penyakit yang ia simpan rapat-rapat dari publik.
Kepergian Gustiwiw menjadi luka mendalam bagi para penggemarnya. Tak hanya karena kehilangan musisi dengan potensi luar biasa, tetapi juga karena ia meninggalkan mimpi yang belum sempat diraih. Salah satunya adalah cita-cita untuk manggung bareng Vidi Aldiano, sahabat sekaligus mentor dalam diam, yang kini hanya bisa mengenangnya dalam doa.

Bab 2: Siapa Gustiwiw?
Nama Gustiwiw mulai mencuat di dunia musik Indonesia sejak ia mengunggah cover lagu-lagu pop dan R&B di media sosial. Dengan karakter vokal yang kuat dan pembawaan penuh emosi, ia cepat mendapatkan tempat di hati pendengar muda. Dalam waktu singkat, ia berhasil merilis beberapa lagu original yang kerap menempati tangga lagu digital.
Karya-karyanya seperti “Langit Ketiga,” “Bisik Angin,” dan “Tertinggal Rasa” mencerminkan kedalaman emosi yang jauh melampaui usianya. Gustiwiw bukan sekadar penyanyi, ia penulis lagu, produser, sekaligus arranger untuk karyanya sendiri. Ia adalah potret generasi muda kreatif yang tumbuh di tengah era digital namun tetap menghargai kualitas dan orisinalitas.
Bab 3: Awal Persahabatan dengan Vidi Aldiano
Vidi Aldiano pertama kali mengetahui tentang Gustiwiw lewat platform TikTok, saat sebuah video cover lagu “Tak Bisa Bersama” miliknya dibawakan ulang oleh sosok muda bersuara lirih dan tulus. Vidi langsung tertarik, lalu membagikan ulang video tersebut sambil menyisipkan komentar, “Siapa nih anak? Suaranya luar biasa!”
Sejak saat itu, komunikasi antara mereka pun terjalin. Vidi, yang dikenal sebagai sosok terbuka terhadap talenta baru, mengajak Gustiwiw bertemu secara langsung. Dalam pertemuan itu, keduanya langsung klik secara musikal. Mereka berbicara soal industri, soal visi bermusik, hingga soal keinginan kolaborasi yang akhirnya menjadi janji bersama.
Bab 4: Mimpi Manggung Bersama
Dalam salah satu sesi Instagram Live pada pertengahan 2024, Gustiwiw menyebut secara gamblang bahwa ia ingin sekali tampil sepanggung dengan Vidi Aldiano. “Itu mimpi aku sih, kayaknya kalau bisa duet sama Kak Vidi, udah kayak mimpi jadi nyata banget.”
Vidi menanggapi dengan senyum hangat, “Let’s make it happen! Kita cari momen yang pas, dan kita bikin lagu bareng juga, ya?”
Sayangnya, meski keduanya sudah sempat mendiskusikan konsep lagu duet, bahkan ada draft lirik yang sempat ditulis bersama, kolaborasi itu belum sempat benar-benar dieksekusi. Aktivitas padat, perbedaan jadwal, dan—di balik semua itu—kondisi kesehatan Gustiwiw yang mulai menurun, membuat rencana itu tertunda. Kini, semua tinggal kenangan.
Bab 5: Penyakit yang Disembunyikan
Di balik senyum dan semangatnya yang selalu terlihat di depan kamera, Gustiwiw diam-diam menyimpan pergulatan besar. Ia diketahui menderita komplikasi autoimun yang menyerang sistem pernapasan. Ia tak pernah mengungkapkan ini ke publik, hanya segelintir orang terdekat yang tahu.
Menurut keterangan keluarga, Gustiwiw memilih merahasiakan kondisinya karena tidak ingin dikasihani. Ia ingin dikenang karena musiknya, bukan karena sakitnya. Bahkan saat kondisinya memburuk pada awal 2025, ia masih sempat menyelesaikan demo lagu terakhirnya, yang kini dianggap sebagai pesan perpisahan tak langsung kepada dunia.
Bab 6: Ungkapan Duka Vidi Aldiano
Lewat sebuah unggahan di Instagram, Vidi Aldiano menuliskan pesan menyentuh yang menyita perhatian ribuan netizen:
“Wiww… Rasanya masih gak percaya kamu pergi secepat ini. Kita pernah bikin janji untuk tampil bareng, dan aku masih ingat gimana matamu bersinar saat ngomongin mimpi itu. Tuhan lebih sayang kamu, dan sekarang kamu sudah bebas dari rasa sakit. Lagu kita mungkin belum sempat kita nyanyikan di panggung, tapi aku janji suatu hari akan kuperdengarkan untuk dunia. Rest in peace, adikku yang penuh cahaya.”
Unggahan ini dibanjiri komentar dari sesama musisi dan penggemar yang turut berduka. Banyak yang berharap Vidi benar-benar akan merilis lagu duet mereka—meski hanya berupa potongan demo—sebagai penghormatan terakhir untuk Gustiwiw.
Bab 7: Kenangan Para Sahabat dan Rekan Seindustri
Selain Vidi Aldiano, sejumlah musisi lain juga menyampaikan belasungkawa, seperti Ardhito Pramono, Kunto Aji, Isyana Sarasvati, hingga Yura Yunita. Mereka mengenang Gustiwiw sebagai sosok yang rendah hati, cepat belajar, dan sangat mencintai musik.
Yura Yunita menuliskan, “Gustiwiw adalah anak yang menyinari ruangan dengan energinya. Meski ia datang sebagai musisi baru, semangatnya menular ke siapa pun yang berada di sekitarnya. Dunia kehilangan satu cahaya.”
Bab 8: Pemakaman dan Prosesi Terakhir
Gustiwiw dimakamkan di kampung halamannya di Yogyakarta. Ratusan orang hadir, mulai dari kerabat, musisi, penggemar, hingga perwakilan label rekaman. Prosesi pemakaman berlangsung khidmat, dengan lantunan lagu favoritnya mengiringi.
Vidi Aldiano turut hadir meski dalam keadaan emosional. Ia menyanyikan bait lagu “Nuansa Bening” secara spontan di depan pusara, sebagai penghormatan pribadi yang membuat semua yang hadir tak kuasa menahan air mata.
Bab 9: Warisan yang Ditinggalkan
Meski usianya singkat, Gustiwiw meninggalkan karya yang akan terus hidup. Lagu-lagunya kini diputar jutaan kali di berbagai platform. Banyak musisi muda menyebut Gustiwiw sebagai inspirasi.
Pihak labelnya juga tengah merencanakan perilisan album paska wafat yang memuat lagu-lagu belum dirilis, termasuk demo lagu duet dengan Vidi Aldiano yang diberi judul sementara “Di Panggung Tanpa Kamu.”
Album tersebut akan menjadi simbol bagaimana meski cita-cita tak sempat diwujudkan secara nyata, semangat dan mimpi Gustiwiw tetap menemukan jalannya untuk dikenang.
Bab 10: Belajar dari Kehilangan
Kisah Gustiwiw adalah pengingat bagi kita semua akan rapuhnya kehidupan, betapa waktu adalah hal paling berharga yang seringkali kita sia-siakan. Ia juga menunjukkan bahwa usia bukan batas untuk menciptakan dampak besar. Dalam hidupnya yang singkat, Gustiwiw sudah menciptakan warisan yang akan terus menginspirasi.
Vidi Aldiano sendiri kini sedang merancang konser tribute untuk mengenang Gustiwiw, rencananya akan digelar akhir tahun ini. Ia ingin membuat panggung itu menjadi momen yang penuh cahaya, persis seperti semangat yang selalu ditunjukkan sahabatnya itu.
Penutup
Gustiwiw mungkin telah pergi, tapi suaranya tetap hidup. Ia datang sebagai musisi muda penuh mimpi, dan pergi sebagai legenda kecil yang meninggalkan jejak mendalam. Cita-citanya untuk tampil bersama Vidi Aldiano memang tak sempat terwujud di dunia ini, tapi barangkali, di alam sana, mereka sudah menyanyikan lagu itu—dengan panggung yang lebih megah, dengan penonton para bintang.
Rest In Peace, Gustiwiw. Mimpimu tak sia-sia.