Uncategorized

Penjelasan Kadispenad Soal TNI AD Kirim 48 Prajurit Ikuti Kursus Kepelatihan Sepak Bola: Strategi Pembinaan Jasmani dan Mental di Era Modern

Pembinaan jasmani merupakan aspek krusial dalam dunia militer. Bagi TNI AD (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat), kekuatan fisik, stamina, dan kemampuan adaptasi prajurit sangat bergantung pada metode pelatihan yang berkelanjutan. Baru-baru ini, langkah strategis dilakukan TNI AD dengan mengirimkan 48 prajurit pilihan untuk mengikuti kursus kepelatihan sepak bola.

Inisiatif ini mendapat sorotan luas publik karena menunjukkan pendekatan baru TNI AD dalam membina kekuatan jasmani dan mental prajurit lewat olahraga yang sangat populer di Indonesia, yaitu sepak bola. Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Kristomei Sianturi, memberikan penjelasan mendalam mengenai program ini yang dinilai progresif dan multifungsi.

Kadispenad

Bab 1: Latar Belakang dan Visi Pembinaan Jasmani TNI AD

Sejak lama, olahraga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan militer. Kegiatan lari, renang, senam militer, hingga bela diri wajib dilakukan setiap prajurit. Namun, olahraga tim seperti sepak bola memiliki nilai tambah dari sisi kerja sama, strategi, hingga kedisiplinan kolektif.

Melalui kursus kepelatihan ini, TNI AD tidak hanya berupaya meningkatkan kualitas fisik prajuritnya, tetapi juga ingin menanamkan nilai-nilai sportivitas, leadership, serta kecakapan komunikasi lapangan. Semua nilai ini dianggap sangat selaras dengan kebutuhan karakter seorang prajurit modern.

Bab 2: Penjelasan Kadispenad: TNI AD Siapkan Pelatih Internasional dari Internal

Dalam pernyataannya kepada media, Brigjen TNI Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa keikutsertaan 48 prajurit dalam kursus ini bukan sekadar pembinaan biasa. Tujuannya lebih besar: menjadikan mereka sebagai pelatih bersertifikasi yang dapat membina atlet-atlet TNI dan menjadi duta olahraga di lingkungan militer maupun masyarakat.

“Kami ingin mencetak pelatih profesional dari dalam tubuh TNI AD sendiri. Mereka nantinya bisa mengelola klub sepak bola binaan, mengembangkan potensi atlet muda TNI, dan berkontribusi pada dunia olahraga nasional,” ujar Kadispenad.

Menurutnya, kegiatan ini adalah bagian dari transformasi pembinaan fisik TNI AD yang menyesuaikan dengan dinamika zaman dan kebutuhan kompetisi.

Bab 3: Rincian Program Kursus: Materi, Waktu, dan Sertifikasi

Kursus kepelatihan ini dilaksanakan di bawah pengawasan PSSI dan lembaga pelatihan resmi. Para peserta akan mendapatkan:

  • Materi taktik dan strategi sepak bola modern
  • Pelatihan kepelatihan (coaching practice)
  • Manajemen tim dan psikologi olahraga
  • Latihan teknik dasar hingga advance
  • Sesi komunikasi dan pengambilan keputusan saat pertandingan

Kursus berlangsung selama beberapa pekan dan akan menghasilkan sertifikat kepelatihan lisensi D dan C PSSI, yang merupakan lisensi awal untuk pelatih profesional di Indonesia.

Bab 4: Kriteria dan Proses Seleksi 48 Prajurit

Proses seleksi dilakukan secara ketat. Hanya prajurit dengan latar belakang olahraga, khususnya sepak bola, serta kondisi fisik prima yang dapat mengikuti program ini. Kriteria seleksi meliputi:

  • Riwayat atletik (pernah mengikuti kejuaraan tingkat TNI atau daerah)
  • Nilai jasmani di atas rata-rata
  • Tes psikologi dan kerja tim
  • Kemampuan komunikasi lapangan

Mayoritas peserta berasal dari satuan-satuan tempur dan pendidikan, seperti Kodam, Kopassus, dan Rindam, yang memiliki program pembinaan jasmani aktif.

Bab 5: Sepak Bola sebagai Alat Pembinaan Disiplin dan Moral

Kadispenad

Sepak bola bukan hanya permainan, tetapi juga media pembelajaran sosial dan emosional. Dalam lingkup militer, nilai-nilai seperti:

  • Disiplin (melalui strategi permainan dan posisi)
  • Kerja sama (dalam membentuk tim solid)
  • Keputusan cepat dan tepat (pada momen penting)
  • Tanggung jawab dan kepercayaan antar anggota tim

Semua nilai itu dipraktikkan secara nyata di lapangan. Karenanya, TNI AD menilai olahraga ini sangat tepat untuk pembinaan mental dan kepribadian prajurit.

Bab 6: Peran Strategis dalam Pembinaan Internal dan Eksternal

Para lulusan kursus ini akan dikembalikan ke satuannya dan akan mendapat tugas tambahan sebagai pelatih:

  • Tim sepak bola TNI AD di tingkat Kodam
  • Tim TNI pada ajang seperti Liga Santri dan Liga Militer
  • Pembinaan usia dini di sekitar lingkungan asrama
  • Kegiatan pengabdian masyarakat melalui coaching clinic

Hal ini menjadi bukti bahwa program ini tidak hanya untuk TNI AD, melainkan juga berdampak pada penguatan hubungan sipil-militer melalui jalur olahraga.

Bab 7: Dukungan Institusi dan Kolaborasi dengan PSSI

Kadispenad juga menyampaikan bahwa program ini merupakan hasil kerja sama resmi antara TNI AD dan PSSI. PSSI menyambut baik keterlibatan aktif militer dalam pembinaan pelatih dan atlet sepak bola karena dianggap memiliki struktur dan disiplin yang sangat baik untuk regenerasi pelatih nasional.

Beberapa pelatih profesional juga dilibatkan sebagai mentor, termasuk pelatih dari tim nasional dan akademi sepak bola terkemuka di Indonesia.

Bab 8: Implikasi Program Terhadap Citra TNI AD

Langkah progresif ini memperlihatkan citra TNI AD yang inklusif, modern, dan proaktif dalam pengembangan sumber daya manusia. Citra prajurit bukan hanya sebagai petarung, tetapi juga sebagai pembina, edukator, dan pelatih yang inspiratif.

Hal ini sejalan dengan program transformasi TNI menuju postur militer profesional, tangguh, dan adaptif terhadap kebutuhan non-konvensional seperti diplomasi sosial, olahraga, dan kemanusiaan.

Bab 9: Testimoni Prajurit Peserta Kursus

Beberapa peserta menyampaikan pengalaman mereka mengikuti kursus ini:

“Kami benar-benar diberi wawasan baru. Saya tidak hanya belajar taktik sepak bola, tapi juga bagaimana menjadi pemimpin tim, memahami karakter pemain, dan melatih dengan hati,” – Serda Hadi, peserta dari Kodam V/Brawijaya.

“Saya berharap bisa membuka akademi sepak bola TNI untuk anak-anak sekitar markas nanti,” – Kopda Roni, peserta dari Kopassus.

Bab 10: Tantangan dan Harapan ke Depan

Tantangan utama program ini adalah konsistensi implementasi di satuan serta pemanfaatan kemampuan para lulusan secara optimal. Diperlukan kebijakan internal agar lulusan kursus tidak hanya dijadikan pelatih seremonial, melainkan benar-benar aktif membina dan membentuk atlet baru.

Kadispenad menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan mekanisme evaluasi dan penempatan agar program ini berkelanjutan.


Penutup: Integrasi Militer dan Sepak Bola untuk Indonesia yang Lebih Maju

Inisiatif TNI AD mengirim 48 prajurit untuk mengikuti kursus kepelatihan sepak bola adalah contoh nyata bagaimana militer beradaptasi dan berkontribusi positif pada sektor olahraga nasional. Ini bukan hanya soal sepak bola, tapi juga tentang membangun karakter, kerja sama, dan nilai-nilai kepemimpinan.

Dengan pembinaan yang tepat, para prajurit pelatih ini bisa menjadi motor perubahan, baik di dalam tubuh TNI AD maupun di tengah masyarakat. Sepak bola pun kembali menjadi alat pemersatu dan pembentuk bangsa, termasuk lewat jalur militer.

Kadispenad

Checklist Informasi:

  • ✅ Jumlah peserta: 48 prajurit
  • ✅ Penyelenggara: TNI AD x PSSI
  • ✅ Tujuan: Mencetak pelatih sepak bola bersertifikasi
  • ✅ Manfaat: Pembinaan jasmani, kepemimpinan, dan diplomasi olahraga
  • ✅ Durasi: Beberapa minggu
  • ✅ Output: Sertifikat Lisensi D & C PSSI
  • ✅ Dampak: Untuk internal TNI & pengabdian ke masyarakat

Baca Juga : Jemaah Haji Asal Bandung Tutup Usia di Bandara Jeddah 5 Jam Jelang Penerbangan ke Tanah Air: Sebuah Kisah Perpisahan di Tanah Suci

Related Articles

Back to top button